Rabu, 29 Desember 2010

Masihkah akan terus menyala????


Masih ingatkah ketika kita kecil memulai untuk merasakan bangku sekolah. Begitu semangat memakai seragam baru, sepatu baru, tas baru, bahkan semangat yang baru. Sedikit sekali yang merasa sedih ,takut, gundah. Semua mayoritas lebih bahagia menyambut bangku sekolah.  Semanagat begitu menggebu anak-anak kecil memulai cita-cita. Dengan rutinitas belajar yang makin hari makin serba sulit tidak sedikit yang luntur semangatnya. Mulai bosan dengan rutinitas yang hanya membaca menulis untuk mengharap nilai. Sedikit dari mereka mulai lupa janjinya ketika awal mereka memulai bangku sekolah. Api  yang berkobar pun lambat laun mulai redup dan hilang bersama semangat mereka. Namun itu hanya sebagian, dan tidak sedikit yang terus menyalakan api semangat dan berhasil sukses.

Dan ketika dimulainya Piala AFF  di penghujung tahun 2010 ini saya melihat begitu euforianya masayarakat Indonesia terhadap timnas, bahkan mungkin sedikit lebih hebat dibanding saat Piala Asia lalu. Aksi memikat punggawa-punggawa garuda mampu membius rakyat  Indonesia  untuk satu dukungan, bahkan mampu melupakan sedikit berita-berita hangat minggu-minggu lalu (kasus gayus, bencana bromo, bencana lahar dingin merapi dll). 

Dimulai dari pertandingan penyisihan pertama melawan Malaysia. Selain memberi dukungan terhadap timnas juga sebagai ajang gengsi Negara serumpun. Tidak hanya supporter yang memang benar-benar cinta sepakbola, ada juga diantaranya mereka-mereka yang memang punya perasaan kurang suka dengan Negara tetangga Indonesia yang memang gemar dengan acara klaim-klaim-an ini. Dan pertandingan ini di jadikan simbol perjuangan bagi mereka dan kebangaan mereka terhadap Indonesia. 

Di pertandingan kedua melawan laos, dengan penonton yang tidak sebanyak saat  melawan Malaysia, Indonesia mampu menang dengan skor telak 6-0. Dan media mulai berlomba-lomba untuk memberitakan kegemilangan timnas. Mulailah hot news-hot news mengenai timnas menjadi headline. Talenta baru seperti Okto, Nasuha , Zulkifli, Arif bersama 2 naturalisasi Irfan dan Gonzales mulai menjadi konsumsi publik.

Saat melawan Thailand di pertandingan penyisihan terakhir Stadion mulai terasa sesak dengan animo yang begitu besar rakyat Indonesia mendukung timnas. Stadion mulai harum parfum  dengan adanya fans-fans bola baru yang menyeruak diantara supporter pecinta sepakbola. Pemandagan yang baru bagi saya yang selama ini hanya bias bernyanyi, bergarak, dan berteriak untuk mendukung kebanggaan. Bahkan di campur dengan tidak leluasa-nya ekspresi supporter dalam mendukung timnas karena terlalu dikekang oleh pucuk pimpinan sepakbola negri ini.

Timnas akhirnya lolos dan bertemu Filiphina, bahkan 2 pertandingan di lakukan di GBK. Harga tiket mulai melambung dan didukung dengan pendistribusian tiket yang melalui cara pemesanan. Dan dimulailah drama perburuan tiket bagi para penggemar bola. Ricuh saat pendistribusian tiket tak bisa di hindari. 90 menit menyaksikan timnas tidak sebanding dengan berjam-jam antri tiket bahkan berhari-hari mungkin. Duduk manis atau berdiri menari mendukung timnas tidak sebanding dengan dorong-dorongan saat mengantri tiket. Mereka-mereka yanghanya fans bola, yang hanya menikmati sepakbola di televise mungkin marah ketika harus diperlakukan seperti ini, sama seperti  kemarahan mereka kepada rekan kami saat beberapa  rekan berdiri dan bernyanyi menyemangati timnas di tribun. Mendadak timnas yang pastinya. Namunsemangat mereka patut di acungi jempo dengan perjuangan keras untuk mendapat selember tiket. 

Imbas ini berpengaruh kepada rekan-rekan supporter daerah yang jauh-jauh datang ke GBK untuk mendukung timnas. Kuota tiket yang diharapkan ikut terpotong. Banyak dari mereka hanya bisa menonton lewat layar lebar diluar stadion. 

Mungkinkah euphoria ini bisa berlanjut nanti saat timnas selalu bertanding, memenuhi stadion, bernyanyi garuda didaku dan berimbas ke semakin menariknya liga-liga lokal ataukah hanya akan menjadi sebuah peristiwa musiman. Yah, sepakbola bukan melulu menang kalah. Menang selalu di sanjung dan saat kalah di lupakan. Sepakbola mampu menyatukan kita, mempertebal semangat nasionalisme,. GARUDA DI DADAKU. (rizal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Sebelumnya