Senin, 21 Juni 2010

KITA INI SATU, INDONESIA

Jakarta, 20 Juni 2010 - Anggota Slemania Batavia menyayangkan beberapa kejadian yang marak belakangan dengan Ulah sebagian atau oknum-oknum yang mengatasnamakan atau dengan atribut Slemania. Kita ambil contoh kejadian di Kalibawang dan Tridadi pada pekan kemarin.

Hendaknya person-person yang mengaku dirinya sebagai Slemania tetap berpegang teguh pada slogan Slemania sebagai supporter yang anti anarkhi. Beberapa anggota Slemania Batavia mempertanyakan ulah oknum yang mengaku dirinya sebagai Slemania sejati. Karena kita semua tahu bahwa Slemania adalah Supporter yang Arif, Kreatif, Atraktif, Sportif dan anti anarkhi. Masih adakah tanda tanda atau ciri Slemania yang diatas?

The Real Supporter adalah kelompok atau sekumpulan orang yang murni memberikan support kepada timnya, jadi kalau supporter Slemania adalah supporter yang sepenuhnya memberikan dukungan pada PSS Sleman. Dan segala perilaku baik distadion maupun diluar stadion adalah sebuah bentuk aspirasi dukungan pada tim dengan militanisme yang tinggi. Yang seling salah dalam persepsi arti kata militan ini yang kadang membuat lupa akan arti supporter itu sendiri.

Tak sedikit yang mengejawantahkan arti militan sebagai bentuk menghalalkan segala cara tanpa memperhatikan atau memperdulikan aturan-aturan hukum dan bahkan aturan adat dan juga aturan agama.

Segala bentuk provokasi hendaklah disikapi dengan arif dan pikiran yang bersih. Provokasi bukan hal yang harus dilawan dengan provokasi juga atau bahkan perlawanan fisik. Karena hal tersebut sudah melenceng dari kaidah supporter itu sendiri. Akibat dari ulah provokasi atau orang-orang yang terprovokasi sudah barang tentu akan lebih banyak merugikan diri sendiri dan tim yang kita dukung.

Sudahlah, mending kita kumpulkan/galang dana dalam bentuk uang recehan Rp. 500,- untuk sumbang PSS daripada hambur-hamburkan uang hanya sekedar beli cat/phylox dan untuk corat-coret provokasi. Itu contoh yang sederhana, karna kalau kita termakan provokasi mungkin saja kita harus menanggung sakit dan bahkan biaya rumah sakit yang tidak sedikit. Kalau sudah begitu siapa lagi yang rugi? Kita sendiri khan.

Hilangkan fanatisme yang berlebihan dan jangan pernah bawa dendam dalam mendukung sebuah tim. Apalagi dendam pribadi. Jangan mentang-mentang kita punya banyak temen atau jangan mentang mentang kita berpakaian dan atribut ijo lalu kita melarang atau bahkan memusuhi orang yang berpakaian hitam, abu-abu atau warna lain.

Kita ini satu, INDONESIA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Sebelumnya