Ada salah satu budaya unik di Indonesia adalah menyampaikan
berita atau pengumuman melalui masjid. Baik itu berupa berita duka (lelayu),
acara kegiatan kampung dll. Tujuan utama-nya adalah memberi informasi kepada masyarakat sekitar. Cukup
melalu pengeras suara dari satu sumber suara, informasi dapat diperoleh
masyarakat sekitar masjid yang biasanya dalam 1 desa sehingga masyarakat bisa
mendapat informasi yang sama porsinya satu sama Lain.
Kita kembali ke sebuah tempat atau corong informasi yang
saat ini sangat mudah didapat dan dilakukan setiap orang yaitu internet. Internet sudah merambah ke berbagai kalangan.
Begitu juga dengan Slemania, web yang dulu sering digunakan sebagai tempat
informasi dan tukar pikiran rekan-rekan slemania dengan nama Slemania.or.id
Kalau penulis membaca kembali kisah latar belakang
berdirinya web slemania http://www.slemania.or.id/crew/
ada perjuangan usaha untuk benar-benar menyuarakan nama slemania di penjuru
negri lewat sebuah media internet. 2 orang loyalis yang bekerja keras
menghidupi web dan dibantu admin-admin yang sukarela meluangkan waktu untuk
mengisi berita. Di alinea terakhir dan
paragraph terkhir ada kesimpulan dari tulisan sekaligus sebuah harapan dan optimis.
Bagi penulis kalimat terakhir adalah seperti
penguat dari paragraph-paragraf sebelumnya. ” Namun kepergian Yudho tidak lantas membuat
web slemania menjadi mati. Web Slemania telah menjadi salah satu kebutuhan
hidup semua anggota Slemania. Web Slemania akan selalu ada selama Slemania
masih ada. Some people think football is as important as life and death. We can
assure them that it is much more serious than that (Bill Shankley, Liverpool).”
Pada tampilan web pun sudah didesain untuk mempermudah
pengunjung menentukan informasi apa yang akan di cari. Disana tersedia fitur
guest book yang bisa ditulis semua pengunjung web mengenai informasi apa yang
bisa diberikan untuk sesame pengunjung. Dulu informasi berisikan unek-unek
slemania mengenai tim PSS Sleman atau sekedar saling sapa dengan pengunjung web
lain. Fitur ini menjadi temapt favorit teman-teman Slemania Batavia untuk
mengetahui perkembangan PSS Sleman. Ungkapan rasis dan kalimat-kalimat
profokatif selalu di pantau admin yang tidak segan-segan mendelete.
Lambat laun Guest Book makin tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Banyak kalimat provokatif terpampang. Sumber informasi pun hanya monoton
itu-itu saja. Kemana para admin dan pejuang web dahulu?? Mungkinkah mereka sudah lelah atau capek lebih
dari 10 tahun berada di balik layar untuk menghidupi web. Atau mereka telah
lupa dengan semangat Alm yudho atau apalah alasan lain. Yang jelas web yang
dulu jadi rumah informasi slemania sekarang sudah berantakan di tinggal pengurusnya.
PP slemania yang harusnya punya wewenang untuk menghidupkan kembali web juga
sepertinya kurang bia melihat keadaan.
Memang sekarang sudah banyak social media yang lebih update
dan mudah di akses. Tapi tidak lantas kita meninggalkan tempat yang dulu kita
pernah bersama bertukar informasi. Tempat
dimana slemania mempu di lihat oleh orang-orang di penjuru dunia. Tempat dimana
slemania rantau selalu rindu tentang PSS sleman dan menengoknya di web.
Mungkin nanti kalau semua sudah berjalan normal, web ini akan
kembali menjadi corong dan berteriak tentang informasi mengenai PSS
Sleman. Bertepatan dengan hari pers
nasional 9 Februari penulis mengucapkan terimakasih kepada 2 orang penggagas web
slemania.or.id dan juga para admin-admin-nya yang telah bekerja keras menghidupi
web tersebut. salam satu hati!! (RFA)
Adminnya udah tua, udah bapak-bapak dan punya anak.. Gak sempet ngurusi kayak gituan...
BalasHapus