Kamis, 27 Januari 2011

HARUS BAGAIMANA (Bag. 2 - tamat)

Dari pertemuan-pertemuan beberapa orang yang menginginkan perubahan sepakbola nasional sebagai target utama dan penurunan Nurdin Halid dari kursi pimpinan PSSI akhirnya terbentuklah ASI (Aliansi Suporter Indonesia). Aliansi yang diklaim terdiri dari beberapa orang yang katanya perwakilan dari beberapa kelompok suporter di tanah air ini kemudian membuat program untuk mencari dukungan dari berbagai pihak yang peduli dan intens terhadap persepakbolaan Indonesia. 

Kegiatan yang pertama adalah 1.000 lilin kepedulian atas kemrosotan prestasi sepak bola nasional. Lagi-lagi kegiatan itu disinyalir hanya menjadi corong bagi orang-orang yang ingin memanfaatkan keadaan, padahal pada kenyataannya disini tidak mempunyai massa yang bisa digerakkan. Sebaliknya, pribadi-pribadi yang murni menginginkan perubahan dan jelas-jelas mempunya anggota dan agenda yang jelas malah menjadi sapi perahan dan digiring kesana kemari tak jelas arahnya.

Satu kegiatan belum berhasil menarik simpati dari masyarakat dan berbagai kalangan, malah ditambah lagi satu kegiatan yang waktu penyelenggaraannya sedikit dipaksakan. Sehingga konsep yang ada hanya sebatas konsep dan tidak dapat direalisasikan. Dapat ditebak, hasilnya pun tidak ada. Hal itu karena yang awalnya sekedar wacana, namun tidak dikaji sejauh mana nilai efektifitas suatu kegiatan perlawanan terhadap suatu rezim dan dengan modal kuat. Memang, idealnya kita butuh seseorang atau pihak yang punya modal kuat juga untuk menahan lajunya. Tapi tidak sedemikian frontal kita harus menghadang. Secara logika kita tidak bisa langsung dapat simpati dari masyarakat tanpa ada pengorbanan dan bukti-bukti serta modal yang menguatkan pergerakan perlawanan itu.

Kita perlu melihat sekeliling kita, kita manfaatkan keadaan sekeliling kita seperti kita mengikuti aliran sungai yang deras untuk menyeberang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Sebelumnya