Rabu, 29 Desember 2010

Masihkah akan terus menyala????


Masih ingatkah ketika kita kecil memulai untuk merasakan bangku sekolah. Begitu semangat memakai seragam baru, sepatu baru, tas baru, bahkan semangat yang baru. Sedikit sekali yang merasa sedih ,takut, gundah. Semua mayoritas lebih bahagia menyambut bangku sekolah.  Semanagat begitu menggebu anak-anak kecil memulai cita-cita. Dengan rutinitas belajar yang makin hari makin serba sulit tidak sedikit yang luntur semangatnya. Mulai bosan dengan rutinitas yang hanya membaca menulis untuk mengharap nilai. Sedikit dari mereka mulai lupa janjinya ketika awal mereka memulai bangku sekolah. Api  yang berkobar pun lambat laun mulai redup dan hilang bersama semangat mereka. Namun itu hanya sebagian, dan tidak sedikit yang terus menyalakan api semangat dan berhasil sukses.

Dan ketika dimulainya Piala AFF  di penghujung tahun 2010 ini saya melihat begitu euforianya masayarakat Indonesia terhadap timnas, bahkan mungkin sedikit lebih hebat dibanding saat Piala Asia lalu. Aksi memikat punggawa-punggawa garuda mampu membius rakyat  Indonesia  untuk satu dukungan, bahkan mampu melupakan sedikit berita-berita hangat minggu-minggu lalu (kasus gayus, bencana bromo, bencana lahar dingin merapi dll). 

Dimulai dari pertandingan penyisihan pertama melawan Malaysia. Selain memberi dukungan terhadap timnas juga sebagai ajang gengsi Negara serumpun. Tidak hanya supporter yang memang benar-benar cinta sepakbola, ada juga diantaranya mereka-mereka yang memang punya perasaan kurang suka dengan Negara tetangga Indonesia yang memang gemar dengan acara klaim-klaim-an ini. Dan pertandingan ini di jadikan simbol perjuangan bagi mereka dan kebangaan mereka terhadap Indonesia. 

Di pertandingan kedua melawan laos, dengan penonton yang tidak sebanyak saat  melawan Malaysia, Indonesia mampu menang dengan skor telak 6-0. Dan media mulai berlomba-lomba untuk memberitakan kegemilangan timnas. Mulailah hot news-hot news mengenai timnas menjadi headline. Talenta baru seperti Okto, Nasuha , Zulkifli, Arif bersama 2 naturalisasi Irfan dan Gonzales mulai menjadi konsumsi publik.

Saat melawan Thailand di pertandingan penyisihan terakhir Stadion mulai terasa sesak dengan animo yang begitu besar rakyat Indonesia mendukung timnas. Stadion mulai harum parfum  dengan adanya fans-fans bola baru yang menyeruak diantara supporter pecinta sepakbola. Pemandagan yang baru bagi saya yang selama ini hanya bias bernyanyi, bergarak, dan berteriak untuk mendukung kebanggaan. Bahkan di campur dengan tidak leluasa-nya ekspresi supporter dalam mendukung timnas karena terlalu dikekang oleh pucuk pimpinan sepakbola negri ini.

Timnas akhirnya lolos dan bertemu Filiphina, bahkan 2 pertandingan di lakukan di GBK. Harga tiket mulai melambung dan didukung dengan pendistribusian tiket yang melalui cara pemesanan. Dan dimulailah drama perburuan tiket bagi para penggemar bola. Ricuh saat pendistribusian tiket tak bisa di hindari. 90 menit menyaksikan timnas tidak sebanding dengan berjam-jam antri tiket bahkan berhari-hari mungkin. Duduk manis atau berdiri menari mendukung timnas tidak sebanding dengan dorong-dorongan saat mengantri tiket. Mereka-mereka yanghanya fans bola, yang hanya menikmati sepakbola di televise mungkin marah ketika harus diperlakukan seperti ini, sama seperti  kemarahan mereka kepada rekan kami saat beberapa  rekan berdiri dan bernyanyi menyemangati timnas di tribun. Mendadak timnas yang pastinya. Namunsemangat mereka patut di acungi jempo dengan perjuangan keras untuk mendapat selember tiket. 

Imbas ini berpengaruh kepada rekan-rekan supporter daerah yang jauh-jauh datang ke GBK untuk mendukung timnas. Kuota tiket yang diharapkan ikut terpotong. Banyak dari mereka hanya bisa menonton lewat layar lebar diluar stadion. 

Mungkinkah euphoria ini bisa berlanjut nanti saat timnas selalu bertanding, memenuhi stadion, bernyanyi garuda didaku dan berimbas ke semakin menariknya liga-liga lokal ataukah hanya akan menjadi sebuah peristiwa musiman. Yah, sepakbola bukan melulu menang kalah. Menang selalu di sanjung dan saat kalah di lupakan. Sepakbola mampu menyatukan kita, mempertebal semangat nasionalisme,. GARUDA DI DADAKU. (rizal)

Rabu, 22 Desember 2010

BAGAIMANA MEMAKNAI USIA 10 TAHUN SLEMANIA

Perjalanan usia Slemania kini telah genap 10 tahun dalam mengawal Super Elang Jawa PSS Sleman. Bukan suatu umur yang muda bagi komunitas supporter yang kini marak dinegeri ini. Namun tua atau muda usia sebuah komunitas suporter bukan suatu jaminan bahwa para anggotanya akan dewasa atau sebaliknya kekanak-kanakan.

Regenerasi anggota membawa perubahan yang signifikan dalam perjalanan usia Slemania. Para tokoh pendiri Slemania yang dulu begitu gigih dalam membangun sebuah komunitas dengan segala tantangannya adalah sebuah cerita atau sejarah perjalanan Slemania yang tak boleh dilupakan. Cita-cita membangun sebuah komunitas supporter yang sportif, atraktif dan anti anarkhi dalam mengawal Super Elja adalah tujuan utama. Sllemania bukanlah sekumpulan orang-orang yang berfikir kerdil dalam memberikan support terhadap tim kesayangannya PSS Sleman.
 
Tak dapat dipungkiri bahwa maju mundurnya sebuah komunitas supporter yang bersifat tidak mengikat ini adalah sebuah tantangan tersendiri bagi para pengurusnya. Berbagai macam latar belakang dan pandaDitulis oleh : Krisno ngan tumpah dan bercampur jadi satu. Sulit mengurai bila terjadi suatu keadaan yang darurat, karena keanggotaannya bersifat terbuka dan mengalir begitu saja tanpa ada paksaan atau kampanye agar semua orang mau masuk menjadi anggota. Sebaliknya semua berkembang dengan sendirinya dan tanpa ikatan yang kuat kecuali ikatan bathin.

Kesadaran akan tujuan menjadi bagian Slemania adalah hal mendasar yang musti dimengerti oleh setiap anggota. Kebanggaan menjadi Slemania adalah kebanggaan yang dibarengi dengan tindakan membangun komunitas Slemania, bukan sebaliknya menghancurkan Slemania dari dalam ataupun menghancurkan dengan tindakan-tindakan yang tidak sportif diluar lapangan/stadion. Supporter lawan adalah supporte didalam stadion, diluar stadion kita semua bersaudara sebagai warga negara indonesia. Sepantasnya kita bangga bukan karena kita masuk blok ini dan blok itu. Tapi kita harusnya bangga menjadi satu diantara dari sekian puluh kelompok supporter tanpa harus memilih ataupun membedakan dan membandingkan satu sama lainnya.

Slemania sebagai wadah membangun jati diri kita sebagai warga Sleman yang terus memberikan support terhadap perkembangan olahraga Sleman, khususnya PSS Sleman. Slemania sebagai ajang silaturahmi para pemuda Sleman yang santun dan punya tatakrama atau unggah ungguh dalam pergaulan dengan pemuda lain dinegeri ini.

Kita mengaku dan pengen diakui oleh orang lain bahwa Slemania itu besar, tapi bukan untuk sok jagoan atau mengecilkan yang lain. Kita Slemania itu besar karena ada yang kecil, tapi tak seharusnya kita menyepelekan yang kecil. Kita harus jaga kebesaran Slemania dari rongrongan baik itu dari luar maupun dari dalam Slemania itu sendiri. Kita harus saling jaga, saling mengingatkan dan memberikan pengertian dasar apa arti supporter.

Ditulis oleh: Sukrisna

Senin, 20 Desember 2010

PSS tahan imbang Perseru Serui

SERUI: Tim Super Elja PSS Sleman akhirnya mampu menahan imbang tuan rumah Perseru Serui dengan skor 1-1 dalam laga lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Ti-Phone 2010/2011 di Stadion Marora, Senin (20/12).
Gol PSS diciptakan Agus 'Awank' Setiawan menit ke 10 sedangkan gol tuan rumah diciptakan Yoksan Ama menit ke 50.

Asisten Pelatih PSS, Iksan Mustahid mengaku bangga atas perjuangan anak asuhnya. Menurut dia, Ferry Anto dkk sudah berupaya mendapatkan poin maksimal di laga itu. Satu poin yang berhasil di bawa pulang merupakan hasil terbaik yang bisa didapatkan.

Eksan mengaku, anak asuhnya cukup tegas menjalani laga. Meski mendapat perlakuan tidak fair selama 90 menit laga berlangsung plus permainan kasar tim tuan rumah, namun Awank dkk tidak terpengaruh.

"Kami sangat bangga dengan perjuangan anak-anak. Mereka bermain konsisten dan sudah berusaha semaksimal mungkin. Meski pun selama 90 menit terus dikerjai tapi anak-anak tidak terpengaruh. Kami puas dengan hasil yang kami dapat di sini," kata Iksan.

Tim PSS dijadwalkan sudah kembali ke kandang besok dan mempersiapkan diri untuk melakukan laga kandang pada Senin (3/1) melawan Persekam Metro FC Malang.(Harian Jogja/Pribadi Wicaksono) 

sumber= http://www.harianjogja.com/beritas/detailberita/HarjoBola/20135/pss-tahan-imbang-perseru-serui-view.html?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

MANAGEMENT TIKET AFF KACAU, SLEMANIA TAK BISA MASUK STADION

JAKARTA - Keberhasilan Timnas Indonesia melaju ke babak final  di ajang AFF Suzuki Cup, tidak dibarengi dengan sukses penyelenggaraan. Hal tersebut tampak banyak kekurangan disana-sini termasuk didalamnya adalah management ticketing. Pengelolaan penjualan tiket adalah salah satu unsur penting yang harus dicermati dan ditangani secara serius. Karena satu kesalahan kecil dalam bidang ini akan berpengaruh terhadap jalannya penyelenggaraan pertandingan.

Indonesia sebagai tuan rumah dianggap tak mampu menampung aspirasi para pecinta sepakbola negeri ini. Para jajaran pengurus PSSI yang notabene adalah sebagai LOC-nya di Indonesia tak mampu membaca situasi. Dari lima partai pertandingan yang dilakoni tim Indonesia di Gelora Bung Karno tak sepenuhnya dinikmati oleh para pecinta bola ditanah air ini. Tiket untuk kelompok-kelompok supporter yang oleh PSSI diserahkan kepada pihak The Jakmania tidak tertampung. Dari grafik jumlah penonton jelas-jelas mengalami peningkatan, pun demikian dengan supporter yang dateng dari daerah.

Slemania yang pada partai Indonesia vs Malaysia meminta jatah tiket sebanyak 200 lembar, waktu itu masih cukup dan masih ada sisa. Saat Indonesia vs Laos, Slemania Batavia hanya meminta jatah tiket 50 lembar karena Slemania yang datang dari daerah hanya sekitar 10 orang. Pada saat partai terakhir penyisihan grup saat Indonesia berhadapan dengan Thailand, Slemania Batavia kembali minta jatah tiket 200 lembar, namun yang didapat hanya 100 lembar sehingga untuk menutupi kekurangan sekitar 20-an tiket harus beli dan antri di loket.

Pada laga semifinal leg 1 berhadapan dengan tim Philipina, jumlah yang didapat hanya 50 lembar tiket kategori 3 dan 20 lembar kategori 2 ditambah 25 lembar tiket yang didapat dari Joglosemar. Pada pertandingan semifinal ini jatah tiket untuk supporter dari daerah sangat sangat kurang, seperti misalnya teman dari Semarang, Solo dan Bantul. Untuk Sleman masih bisa teratasi karena dapet tiket dari dua sumber.

Namun menjelang partai semifinal leg 2, yaitu hari Sabtu 918/12/2010) gejala kacaunya management tiket mulai tampak. Hal tersebut terbukti bahwa pada hari itu pihak panitia tidak menjual tiket. Setelah ditemui, Ketua LOC Djoko Driyono dan Eddy Pras menyampaikan, " Hari ini tidak ada penjualan tiket. Hal tersebut diputuskan pada saat rapat panitia LOC Jum'at malam, karena setelah dikalkulasi jumlah tiket yang masih ada dan belum terpesan tinggal 6.000 lembar tiket. Dan kami tadi memberikan kupon bagi para penonton yang hari ini telah mengantri. Satu kupon bisa maksimal untuk membeli 5 lembar tiket."
Ketika ditanya berapa lembar kupon yang dibagikan, Djoko Driyono mengungkapkan bahwa jumlah kupon yang dibagikan adalah 3.000 lembar. Secara hitungan matematika, jumlah tersebut bila dikalkulasi maka terjadi overquota.

Kejadian tersebut akhirnya berdampak terhadap jumlah tiket yang diberikan ke supporter melalui The Jakmania. Sampai dengan pukul 12.00 WIB kemarin, pihak The Jak belum mendapatkan jumlah pasti tiket yang didapat. Baru setelah pukul 16.00 kabar yang ditunggu akhirnya datang. Tapi yang didapat tidak mengenakan seluruh supporter dari daerah. The Jakmania hanya mendapat 2000 lembar tiket. Jumlah itu harus dibagi untuk korwil-korwil The Jak, dan sisanya sebanyak 300 lembar tiket harus dibagi ke beberapa kelompok supporter lainnya.

Pimpinan The Jak yaitu Bang Larico, menyampaikan langsung ke perwakilan Slemania dan juga supporter lain bahwa tiket yang didapatkan tidak mencukupi. Jadi The Jak hanya bisa pasrah. Slemania Batavia yang selama ini mendapat tiket dari The Jak pun harus kecewa. Padahal saat leg 2 Indonesia vs Philipina jumlah Slemania yang hadir sekitar 250 orang. (kris)

Kamis, 16 Desember 2010

Persidafon vs PSS SLEMAN



Pertandingan lanjutan liga TI-phone antara PSS Sleman vs Persidafon Dafonsoro di Stadion Barnabas Youwe pada kamis sore (16/12 ) berakhir dengan kemenangan anak-anak gabus sentani dengan skor mencolok 6-0.

Enam gol bagi Persidafon Jayapura dicetak  oleh Ernest Jeremiah pada menit 18 dan 34, Patrick Wanggai pada menit 28, Marcelo Cirelli pada menit 32, Cristian Worabay menit 69 dan Abel Cello menit 85. Meski PSS Sleman juga memiliki sejumlah peluang, namun tak satupun berbuah gol, sehingga anak asuh M Basri ini harus keluar lapangan dengan kepala tertunduk lesu setelah wasit Suwandi asal malang meniup peluit berakhirnya pertandingan itu

Pada babak I, menit 18 Ernest membuka gol bagi Persidafon, 10 menit kemudian giliran striker muda berbakat, Paatrick Wanggai memperbesar keunggulan Gabus Sentani menjadi 2-0. Empat menit kemudian dari gol kedua, giliran Marcelo palang pintu Persidafon yang menjebol gawang PSS Sleman yang dikawal Geri Mandagi, selanjutnya Ernest kembali menunjukkan kelasnya, setelah mencetak gol keduanya pada menit 36. Persidafon lending dengan 4 gol hingga berakhirnya babak pertama.

Memasuki babak kedua, Abel Cello kembali membawa Persidafon unggul 5-0 melalui gol yang dilesakkannya pada menit 69. pada menit 86 melalui kerjasama yang baik, Cristian Worabay menutup pertandingan itu dengan gol spektakuler dari sudut sempit, dan membawa Persidafon memenangi pertandingan itu dengan skor meyakinkan 6-0. (dari abe-yomo.blogspot.com)
Kubu tim PSS Sleman sendiri dengan berani mengakui kekalahn mereka dari Persidafon Dafonsoro. Pelatih PSS Sleman, M. Basri mengatakan, lawan yang mereka hadapi memang levelnya lebih di atas dari timnya. Selain itu para pemainnya terlihat ragu-ragu dalam memainkan bola.

“Gol-gol yang tercipta memang murni kesalahan para pemain kami yang gagal mengantisipasi dengan baik serangan-serangan Persidafon,” kata M.Basri

Ia juga menganggap faktor kelelahan menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya penampilan para pemainnya, mengingat mereka baru tiba di Jayapura sehari sebelum pertadingan, sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk memulihkan kondisi. “Itulah sepakbola. Saya ucapkan selamat kepada Persidafon atas kemenangan ini,” ujarnya.
” Kami juga bermain tidak buruk, tapi nampaknya pemain kami kalah kelas dari para pemain Persidafon, selamat buat Persidafon,” tutur M Basri. (dari http://tabloidjubi.com)

Susunan Pemain:
Persidafon: I Putu Dian Anata/ Calsius Gebze, Marcello Cirelli, Victor Pae, Haryanto, Cristian Warobay, Frengky Amo, Isak Wanggai, Eduar d Ivakdalam/ Erdy Titaley, Abel Cello, Patrick Wanggai, Ernest Jeremiah/Angga Permana, dengan Pelatihnya, Agus Yuwono

PSS Sleman: Gery Mandagi, Deny Tarkas, Fahrudin/Nanda Wahyu, Tommy, Agus Porwoko, Sardi, Kukuh Ardiyanto/ Feryanto, Agus Setiawan/Alvian, Jatmiko, Anang Hadi, Tri Handoko, dengan pelatihnya M. Basr.

Bagaimanapun PSS Sleman tetap yang Kulihat Kudukung Kubanggakan…….(rizal)


Rabu, 15 Desember 2010

TIKET SEMIFINAL AFF

Jakarta - Ajang AFF Suzuki Cup benar-benar telah membius pecinta sepakbola tanah air. Berkat hasil sempurna di penyisihan grup timnas Indonesia, membuat gairah penonton semakin meningkat dengan drastis. Tak pelak tiket babak semifinal diserbu oleh para pecinta bola sejati maupun penonton dadakan. Tiket yang dijual diloket setiap harinya langsung ludes dan tak menyisakan selembar tiket pun, bahkan sampai kekurangan. 

Dari jumlah 80.000 lembar tiket tersebut sebagian telah dijual diloket di seputaran Senayan dan di jual secara online melalui Rajakarcis sejak hari Senin, 13 Desember 2010. Diperkirakan sampai hari ini jumlah tiket yang dijual telah mencapai 40.000 lembar tiket. Dari pihak LOC memang sering disampaikan bahwa tiket telah terjual habis, namun yang dimaksud adalah tiket jatah penjualan hari tersebut. Karena sampai besok (hari H), pihak LOC masih akan menjual tiket di loket di Senayan.

Sebagai akibat tingginya minat masyarakat untuk menyaksikan babak semifinal piala AFF, pihak-pihak yang selama ini membantu dalam menyediakan tiket untuk Slemania juga merasa kesulitan. "Sampai hari ini kita juga belum dapat kepastian berapa jumlah tiket untuk kita, dan dengan harga berapa, " demikian salah satu penjelasan dari pihak yang selama ini membantu penyediaan tiket untuk Slemania.

Untuk itu kami berharap kepada rekan-rekan Slemania baik yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya bisa memaklumi kesulitan yang dihadapi pihak Slemania Batavia. Dan juga bagi rekan-rekan Slemania yang dateng langsung dari Sleman atau daerah lain kami mohon maaf karena kepastian adanya tiket belum kita dapatkan. Kami terus berupaya agar kita masih mendapatkan tiket tersebut. (kri)

Rabu, 08 Desember 2010

KAMI MENGGOYANG TRIBUN ATAS

Rasa bangga kami sebagai pemuda-pemudi Indonesia dan kecintaan kami terhadap sepakbola sangat serasi kietika dipadukan. Bukti  dukungan terhadap Timnas Indonesia di Piala AFF total dilakukan teman-teman Slemania Batavia. 

Datang saat pertandingan Indonesia vs Thailand, dari 3 kantong massa kami (Tangerang,Jakarta,Bekasi) datang untuk satu tujuan. Ya Dukung Indonesia! 

Memasuki stadion sekitar pukul 19.00 nyanyian dukungan terhadap Timnas terus kami nyanyikan. Bahkan 15 menit sebelum Timnas kami sudah bernyanyi lagu-lagu dukungan untuk Timnas. 

Didalam kerumunan massa Slemania Batavia juga terdapat beberapa rekan dari supporter lain seperti jakmania, viola, persikmania, paserbumi, aremania dan banyak lagi yang ikut bernyanyi bersama kami. Kami pun sempat menyapa rekan-rekan dari komunitas supporter Joglosemar Jakarta yang berada tepat di tribun bawah dari kami. Di Joglosemar Jakarta yang hadir di pertandingan Indonesia vs Thailand terdapat supporter dari Paserbumi Jayakarta, Snex Metropolis, Panser Biru Jabodetabek, Simolodro Batavia, Dan Pasoejak (Pasoepati Jakarta).

Lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan sebelum pertandingan kompak dinyanyikan seluruh stadion. Dan ketika lagu ‘Garuda Didadaku’ dinyanyikan hampir seluruh stadion, di tribun atas semua tangan melakukan gerakan yang sama dan benar-benar atrakasi yang menarik dilihat.

Atraksi gelombang penonton dimulai dari tribun Slemania Batavia dan diikuti seluruh penonton di tribun, baik di tribun atas maupun bawah.  Dan setiap gerakan yang kami lakukan praktis diikuti penonton yang berada di sekitar kami. Ada yang terlihat enjoy mengikuti gerakan kami mungkin karena mereka supporter atau penonton yang baru menikmati dukungan ala supporter. Ada juga yang diam namun tetap berada di tempat dan tidak beranjak untuk pindah ke sektor lain.

Timnas Indonesia sempat tertinggal oleh Thailand melalui gol Suree Sukha di babak kedua. Kejadian itu tidak menyurutkan aksi kami dalam mendukung Timnas. Semangat terus kami gelorakan. Dan hasilnya berbuah positif ketika 2 gol penalty yang dilakukan Bambang Pamungkas berhasil menjebol gawang Thailand di 10 menit terakhir.

“kami tau apa yang harus kami lakukan saat tim kami unggul dan kami pun tau apa yang harus kami lakukan ketika tim kami tertinggal,,,,kami tidak hanya bernyanyi dan menari tapi kami menciptakan atmosfer pertandingan....”

Nyaris 90 menit bernyanyi terbayar dengan kemenangan dan memulangkan timnas Thailand. Mampu menggoyang Tribun atas  dan menunjukkan inilah dunia supporter kepada-mereka-mereka yang selalu men-cap negative supporter dan kami datang bernyanyi, bergoyang, berteriak satu dukungan untuk timnas. Jayalah Indonesiaku
(rizal)

DUKUNGAN LANGSUNG SLEMANIA DI AFF

Pengawal Super Elja Slemania turut hadir langsung di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta guna mendukung tim nasional Indonesia diajang Piala AFF yang berlangsung tanggal 1 - 29 Desember 2010. Mereka datang tidak hanya dari Jakarta, tapi mereka datang dari Cilegon, Tangerang, Bogor, Cikarang (Bekasi) dan bahkan dari Wonosobo, Sleman dan Klaten.

Dilaga perdana kontra Malaysia, Slemania yang hadir cukup banyak dan di dominasi dari Sleman dan Wonosobo. Tiket yang dibeli dari Jakmania habis, dan hanya menyisakan beberapa lembar tiket. Mereka datang dengan menggunakan jasa kereta api dan juga charter bis. 

Sedangkan pada laga kedua versus Laos, Slemania yang hadir di Stadion tidak ada separo dari laga sebelumnya. Namun pada laga terakhir penyisihan grup menghadapi Thailand, Slemania Jabodetabek bisa dibilang hampir seluruhnya turun. Sehingga memberikan warna dan suasana tersendiri distadion karena dilengkapi dengan drum dan aksesoris lainnya termasuk banner yang dipampang di stadion. Tiga buah banner di pasang dan sempat disuruh dilepas oleh petugas yang dipekerjakan oleh PSSI. Oleh karena Slemania menghargai orang yang sedang bekerja, spanduk sempat dilepas beberapa saat dan kemudian dipasang kembali.


Berita Sebelumnya